Partai NasDem tertarik meminangnya.
KORAN TEMPO 15/10 Page 5 — Survei Saiful Mujani Research and Consulting pada Agustus lalu menunjukkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama paling populer untuk memimpin kembali Ibu Kota. Dalam survei yang melibatkan 631 responden itu, gubernur dengan panggilan Ashok ini mendapat 23,5 persen suara.
Untuk mendapatkan angka popularitas tersebut, petugas survei SMRC bertanya, siapa yang akan Anda pilih jika pemilihan kepala daerah digelar hari ini?"Kami menanyakannya secara spontan, mayoritas menyebutkan nama Ashok," kata Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting, Djayadi Hanan, saat memaparkan hasil survei "Ahok dan Para Penantangnya untuk DKI 1" di Jakarta, kemarin.
Metode survei untuk menentukan responden di Jakarta, kata Djayadi, adalah multistage random sampling dengan tingkat kesalahan sekitar 4 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Setelah Ashok, nama yang muncul berturut-turut adalah Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sebanyak 3 persen, mantan Gubernur Jakarta yang kini menjadi Duta Besar Indonesia untuk Jerman Fauzi Bowo 2,1 persen, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan politikus Golkar Tantowi Yahya, masing-masing 1,4 persen.
Presiden Joko Widodo yang menjadi Gubernur Jakarta sebelum Ashok juga muncul dengan suara 0,9 persen. Wakil Ketua DPRD Jakarta dari Partai Persatuan Pembangunan Abraham Lunggana mendapatkan 0,8 persen; dan nama-nama lain total mengumpulkan suara 3,7 persen.
Menurut Djayadi, sebanyak 63,2 persen responden belum menentukan nama yang akan mereka pilih ketika ditanya petugas survei. Karena itu, dia menyarankan agar mereka yang hendak menantang Ashok dalam pemilihan gubernur 2017 segera mensosialisasi diri agar diingat dan dikenal oleh masyarakat Jakarta. Dalam survei tersebut, tak muncul nama Ketua Kwartir Nasional Pramuka Adhyaksa Dault yang didaulat menjadi bakal calon Gubernur Jakarta sebulan sesudah jajak pendapat.
Menanggapi hasil survei itu, Adhyaksa berencana membuat survei sendiri untuk mengukur tingkat keterpilihannya jika maju menantang Ashok, yang sudah menggala ng dukungan lewat pengumpulan KTP dan media sosial oleh para pendukungnya. Survei Adhyaksa akan digelar pada Desember. "Jika hasilnya jelek, saya akan mundur dari pencalonan," katanya. "Jika bagus, saya akan membentuk tim sukses."
Hasil survei SMRC memantik Partai Nasional Demokrat serius meminang Ashok sebagai calon dari partainya untuk memimpin kembali Jakarta."Kami sudah saling penjajakan," kata Ketua DPP Partai NasDem Bidang Politik dan Pemerintahan, Akbar Faisal. Namun, kata dia, penjajakan ini bukan berarti meminta aksi pengumpulan kartu tanda penduduk agar Ashok maju sebagai calon independen dihentikan. [Rini Kustiani]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar