Leher jerapah mengalami evolusi dua kali.
KORAN TEMPO 12/10 Page 12, -- Jerapah modern mendapatkan leher panjangnya pada 16 juta tahun lalu. Leher ikonik itu merupakan warisan dari dua hewan purba: Prodremotherium elongatum dan Canthumeryx sirtensis, yang samasama berleher panjang. Dari keduanya, leher panjang kemudian diwariskan hanya kepada jerapah, dan tidak kepada yang lain dalam genus Giraffidae.
"Kedua hewan tersebut memiliki fitur leher yang memanjang," tulis para peneliti dalam jurnal Royal Society Open Science edisi 7 Oktober 2015. Selain itu, basil studi mengungkapkan bahwa tidak semua keluarga jerapah memiliki leher panjang.
Studi ini termasuk yang pertama kali membandingkan leher jerapah dengan keluarganya. Alga yang pertama kali melihat bagaimana leher ikonik keluarga ini berubah dari waktu ke waktu. "Dan ternyata, hanya jerapah yang mewarisi leher panjang dari nenek moyangnya," kata Nikos Solounias, pakar anatomi dari New York Institute of Technology — pemimpin penelitian.
Solounias dan timnya memeriksa fitur leher 71 hewan bertulang belakang dari 11 spesies yang sudah punch dan dua spesies yang masih hidup: jerapah serta okapi—jerapah endemik epublik Demokratik Kongo. Jerapah, seperti manusia, memiliki tujuh vertebrae cervicalis (rugs tulang leher). Bedanya, ruas tulang yang dimiliki jerapah besar dan panjang. Ukuran tiap ruasnya bisa mencapai 25,4 sentimeter atau 20 kali lipat besar ruas tulang leher manusia yang hanya satu sentimeter.
Setelah Canthumeryxnenek moyang jerapah modern yang hidup pada 16 juta tahun yang lalupohon keluarga terpecah menjadi dua cabang. Empat spesies dari salah satu cabangnya berevolusi menjadi hewan berleher pendek, seperti yang dimiliki okapi. Sebelumnya, okapi dianggap lebih primitif daripada jerapah. Tapi temuan Solounias dan tim mengubah anggapan tersebut. "Mereka sama masanya dari cabang yang berbeda," tulis dia.
Di cabang lain, leher berevolusi lagi dari waktu ke waktu. Titik tolaknya pada 7 juta tahun lalu, ketika sisi ruas tulang belakang juga turut memanjang. Faktor ini, tulis.para peneliti dalam jurnal, berkontribusi dalam pemanjangan leher spesies Samotherium major, anggota keluarga jerapah modern. Evolusi leher di cabang keluarga ini terus berlangsung sampai pada 1 juta tahun lalu, yang kemudian melahirkan jerapah modern.
"Bisa dibilang evolusi leher jerapah terjadi dua kali," kata Solounias. Pertama, saat pemanjangan leher. Kedua, saat pemanjangan ruas tulang belakang.
Untuk mencari tahu perubahan leher jerapah dari waktu ke waktu, para peneliti menggunakan matematika. Dari hitungan tersebut diketahui bahwa Samotherium harus memanjangkan ruas-ruas tulang belakang mereka untuk menopang lehernya yang panjang.
Leher panjang, menurut para peneliti, ternyata memberikan keuntungan bagi jerapah. Selain untuk mengambil makanan di tempat tinggi, lehernya berguna untuk memikat pasangan. "Jerapah betina akan tertarik kepada pejantan yang menang berkelahi menggunakan leher panjangnya," kata Melinda Danowitz, rekan penelitian Solounias.
Meski dua fungsi ini masih diperdebatkan, Donald Prothero, pakar paleontologi vertebrata dari Natural History Museum of Los Angeles County, menyebut studi yang dilakukan Danowitz dan Solounias sangat pen- ting bagi ilmu pengetahuan. "Studi mereka mampu menunjukkan mekanisme perubahan leher jerapalA," kata dia, seperti dikutip dari Live Science.
Prothero mengatakan, studi tersebut menjelaskan deskripsi detail mengenai jerapah dan nenek moyang- nya. Dan, tentunya, analisis rinci perkembangan tulang leher dan anatomi fungsional mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar