12 Okt 2015

Bank-bank Pembangunan Janjikan US$ 15.Miliar untuk Dana Perubahan Iklim

INVESTOR DAILY 12/10 Page 3 — Bank-bank pembangunan, termasuk Bank Dunia menjanjikan dana tambahan sebesar US$ 15 miliar, pada 2020 untuk memerangi perubahan iklim. Menurut para pejabat jumlah ini semakin mendekatkan dunia dengan target US$ 100 miliar, pada Jumat (9/10) waktu setempat.

Bank Dunia memberitahukan bahwa pihaknya akan menaikkan pendanaan iklim dari 21% dari total pendanaan pendanaan menjadi 28% di 2020. Dalam nilai dolar, jumlahnya akan naik dari rata-rata US$ 10,3 miliar per tahun menjadi US$ 16 miliar per tahuR, pada 2020, pada level pendanaan saat ini.

Dalam sebuah pernyataan, Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim mengatakan pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan dukungan bagi negara-negara berkembang untuk memerangi perubahan iklim.

"Ketika kita semakin dekat menuju KTT Paris, negara-negara telah menetapkan triliunan dolar dari kebutuhan yang terkait dengan masalah iklim. Bank Dunia, dengan dukungan para anggota kami, akan merespons secara ambisius untuk tantangan besar ini," bunyi pernyataan.

Kendati masih tersisa dua bulan sebelum perubahan iklim PBB yang digelar di Paris, para pemimpin dunia berlomba-lomba untuk mencapai target pendanaan sebesar US$ 100 miliar untuk memerangi pemanasan global dan membantu tiegara-negara yang rentan dalam mengatasi dampak perubahan iklim.

Angka itu, yang disepakati dalam putaran pembicaraan sebelumnya, dipandang sebagai pembuat masalah atau penghenti masalah dalam negosiasi bertahun-tahun lamanya demi mencapai kesepakatan pengurangan karbon komprehensif untuk menyelamatkan planet dari potensi dampak bencana pemanasan global.

Para pejabat Kementerian Keuangan Prancis menyampaian bank-bank pembangunan lain termasuk European Investment Bank, Asian Development Bank dan Inter-American Development Bank juga telah menjanjikan pendanaan baru dengan angka yang sama sekitar US$ 15 juta.

"Kami berharap banyak dari bank-bank multilateral dan mereka menaikkan tantangannya. Kami masih belum mencapai ujung jalan. Langkah-langkah terakhir biasanya yang paling sulit,"ungkap Menteri Keuangan Prancis Michel Sapin, setelah meninggalkan rapat iklim yang menyatukan sekitar 50 negara dan lembaga di ibukota Peru, Lima.

Pendanaan Krisis Pengungsi Naik
Selain itu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan Bank Dunia juga akan menaikkan pendanaan untuk Timur Tengah dan Afrika dengan tujuan membantu negara-negara di sana mengatasi jutaan pengungsi dan kembali membangun infrastruktur pasca konflik.

Namun mereka tidak menyebutkan angka dalam bentuk dolar pada inisiatif tersebut, tapi dikatakan bahwa pihaknya akan meningkatkan sumber daya untuk menangangi sejumlah besar korban kemanusiaan dan ekonomi dari konflik di Suriah, Irak, Yaman, dan lainnya yang menguasai wilayah itu.

Dalam pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Ban Ki Moon menyebutkan bahwa dunia, pada hari ini menyaksikan level tertinggi dari pengungsian sejak Perang Dunia II.

"Untuk mengatasi skala dan sifat konflik, kita perlu pendekatan baru. Hal ini sangat penting bahwa Bank Dunia sebagai mitra dekat PBB, dan lembaga-lembaga keuangan internasional lain, paling penting dan aktif berinvestasi di negara-negara yang terkena dampak konflik," jelasnya.

PBB yang juga bekerjasama dengan rencana Bank Pembangunan Islam (IDB) mengungkapkan pinjaman-pinjaman baru akan muncul dalam dua bentuk.

Berdasarkan skema pertama, jaminan dari negara-negara donor akan dimanfaatkan untuk menerbitkan obligasi khusus, termasuk obligasi sukuk syariah, yang secara khusus disusun untuk memenuhi ketentuan Al-Quran yang melarang pengenaan bunga.

Kemudian skema kedua, hibah negara donor akan digunakan untuk memperpanjang pinjaman berbunga rendah kepada negara-negara yang menampung lebih dari 15 juta pengungsi yang melarikan diri dari konflik yang berlangsung di kawasan itu selama 4 tahun terakhir. (afp/pya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar