Ads Inside Post

Hillary Clinton Di-bully Kongres soal Insiden Benghazi



MEDIA INDONESIA 24/10 Page 5, -- Di hadapan anggota komite Kongres Amerika Serikat (AS), kandidat calon presiden Partai Demokrat dan mantan Menteri Luar Negeri, Hillary Clinton, mengaku bertanggung jawab sepenuhnya terkait dengan tragedi Benghazi, Libia, pada 2012.

Saat itu, serangan yang dilakukan kelompok milisi anti-AS di Libia tersebut menewaskan empat warga `Negeri Paman Sam', termasuk Duta Besar AS untuk Libia John Christopher Stevens dan pejabat Manajemen Pelayanan Informasi Asing AS Sean Smith. Dua korban lainnya ialah Tyrone S Woods dan Glen Doherty, anggota CIA (Badan Intelijen AS).

"Saya mengambil tanggung jawab atas apa yang terjadi di Benghazi. Saya di sini untuk menghormati seluruh warga AS yang menjadi korban," ujar Clinton di depan anggota Kongres.

Kendati bertanggung jawab, Clinton membantah dengan tegas pernyataan yang menyebut dirinya gagal dalam upaya meningkatkan keamanan para diplomat AS di kompleks diplomat. Ia juga menolak tuduhan dirinya tidak pernah berkonsultasi langsung dengan pihak lain terkait dengan langkah-langkah tambahan di Benghazi.

Dalam kesaksian yang berlangsung selama 11 jam, istri mantan Presiden Bill Clinton tersebut dihujani pertanyaanpertanyaan yang tajam oleh sejumlah anggota Kongres yang sebagian besar merupakan anggota Partai Republik.

Suasana panas disebabkan perbedaan pendapat antara Clinton dan Kongres. Kongres telah mendapat informasi yang berbeda terkait dengan penyebab terjadinya kekerasan di Benghazi, Libia. Semula, insiden itu diduga reaksi yang dipicu tayangan video anti-Islam.

"Libia seharusnya menjadi cerita yang sukses bagi pemerintahan (Barack) Obama dan Menteri Luar Negeri (Hillary) Clinton," ujar Jim Jordan, seorang anggota Kongres. Jordan menegaskan ternyata ada beberapa laporan salah yang terjadi di Benghazi.

"Jadi di mana cerita yang salah itu dimulai? Semua itu dimulai dari Anda, Ibu Menteri Luar Negeri," ucap Jordan dengan nada geram. Ia mengatakan apa yang terjadi saat itu bukanlah sebuah protes tentang video, melainkan murni aksi terorisme.

"Anda bisa hidup ketika menghadapi protes tentang sebuah video, itu tidak akan melukai Anda. Akan tetapi, jika menghadapi teroris, Anda tidak akan hidup," jelas Jordan.

Da.Jam menanggapi semua tuduhan anggota Kongres itu, Clinton dengan santai menjawab, "Maaf jika cerita itu tidak seperti yang Anda harapkan, anggota Kongres. Akan tetapi, itulah yang sebenarnya."

Kritikan tajam terhadap Clinton bukanlah tanpa sebab. Mayoritas pemimpin faksi Republik diduga telah mengusulkan kepada Kongres untuk merusak citra Clinton .yang tengah bersaing menuju pemilu presiden tahun depan. (AFP/Pra/I-3)