Ads Inside Post

Indonesia Gelar Pelatihan bagi Warga Asia dan Afrika



JAKARTA, KOMPAS — Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi, Senin (9/11), di Jakarta, membuka lokakarya dan program peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika dan 10 tahun Kemitraan Strategis Asia Afrika Baru (NAASP). Lokakarya ini diikuti ratusan peserta dari puluhan negara yang berada di Asia dan Afrika.

"Acara kita hari ini berfungsi untuk menindaklanjuti apa yang telah kita capai dalam pertemuan terakhir kita (pertemuan tingkat tinggi ke-60 KAA di Bandung, April 2015)," kata Retno saat membuka lokakarya dan program.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, mengatakan, kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut KAA Bandung, April. Menurut dia, terkait dengan pemberantasan korupsi, Indonesia ingin berbagi pengalaman mengenai langkah-langkah pemberantasan korupsi dan perbaikan tata kelola pemerintahan. Dia mengakui, korupsi adalah tantangan besar bagi negara-negara yang tergabung dalam Kerja Sama Selatan-Selatan yang kebanyakan diikuti negara berkembang.

Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI Yuri Octavian Thamrin mengungkapkan, ada sembilan kegiatan yang sedang dan akan diikuti 400 peserta dari 58 negara. Tujuh kegiatan, di antaranya yang diikuti 120 peserta dari 21 negara, dilaksanakan hingga 16 November. Peserta berasal dari Afrika, Asia, dan negara-negara Asia Pasifik.

Kegiatan strategis yang dilaksanakan bulan ini adalah pemberantasan korupsi, jurnalistik, pelatihan budidaya ikan air tawar, kewirausahaan, otomotif, pariwisata untuk warga perbatasan, manajemen kearsipan, serta pemerintahan. Semua program ini merupakan upaya untuk meningkatkan kapasitas masyarakat Asia Afrika. "Program-program ini juga berfungsi sebagai implementasi dari NAASP," ujar Retno.

Menurut Retno, melalui tim perkuatan Kerja Sama Selatan-Selatan yang bertujuan mendorong perdamaian dan kemakmuran dunia, para pemimpin Asia Afrika memperbarui komitmen untuk memperluas, memperdalam, dan mengonsolidasikan kerja sama yang sejak lama telah dilakukan.

Menurut Retno, sejak dekade 1980-an, Kerja Sama Selatan-Selatan menjadi inti dari kebijakan luar negeri Indonesia. Saat ini, isu itu juga menjadi bagian dari agenda pembangunan Indonesia tahun 2015-2019.

Sampai sekarang, Indonesia telah melaksanakan 448 program peningkatan kapasitas yang diikuti lebih dari 5.000 peserta dari 122 negara di Asia Afrika.

(CAL)