REPUBLIKA, WASHINGTON, 11/11 Page 7 — Intelijen Amerika Serikat mengatakan, Senin (9/11), bahwa Rusia meyakini pesawat mereka yang jatuh di Sinai disebahkan oleh bona. Hal ini diketahui setelah AS mencegat data komunikasi yang dilakukan Rusia.
Penyadapan merupakan bagian dari potongan bukti milik pejabat AS yang mencurigai perangkat bom dipasang di pesawat Airbus A321 tersebut. Hingga saat ini, Mesir dan Rusia belum secara resmi mengumumkan penyebab bencana. Kedua negara menyebut kesimpulan AS dan Inggris terkait bom sebagai penyebab jatuhnya pesawat terlalu dini.
Sebelumnya, pesawat Rusia lepas landas dari Kota Sharm al-Sheikh dengan mengangkut 224 penumpang dan awak. Namun, dalam perjalanannya ke St Petersburg, Rusia, pesawat jatuh di Semenanjung Sinai, Mesir.
Akibat insiden tersebut, Rusia pekan lalu menangguhkan penerbangan ke Mesir. Selama akhir pekan, Rusia juga mengerahkan pesawatnya untuk memulangkan ribuan wisatawan Rusia yang terdampar di Sinai.
Beberapa hari setelah kecelakaan, cumber Pemerintah Inggris dan AS menunjukkan dari komunikasi yang disadap, pesawat diduga jatuh karena bom. Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim bertanggung jawab, dan mengatakan sebagai balasan atas operasi udara Rusia.
Sumber Pemerintah AS pada Senin mengatakan, baik Rusia maupun Mesir belum menerima tawaran dari Biro Penyelidik Federal (FBI) untuk membantu penyelidikan kecelakaan. Juru bicara FBI Joshua Campbell mengatakan, FBI telah menawarkan bantuan forensik dan jasa lainnya untuk kedua negara.
Sementara itu, berbicara kepada CNN pada ,Senin, Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond mengatakan kemungkinan ada bahan peledak di pesawat dan ada kemungkinan bestir juga ISIS terlibat.
"Hanya analisis dari reruntuhan pesawat yang bisa menentukan apakah bom menyebabkan kecelakaan," kata Hammond.
Kemungkinan, anggota ISIS menyusup ke Kota Sharm al-Sheikh dan menaruh bom di pesawat komersial. Hal itu meningkatkan kekhawatiran di kalangan pejabat AS. Mereka khawatir mengenai hahaya yang ditimbulkan cabang ISIS di Sinai.
"Ini telah meningkatkan keprihatinan," ujar pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonimitas. Maskapai penerbangan AS selama bertahun-tahun telah menghindari penerbangan masuk dan keluar Bandara Internasional Sharm al-Sheikh. Mereka khawatir akan keamanan di fasilitas tersebut.
Sementara itu, media Mesir bereaksi keras dengan spekulasi AS dan Inggris terkait penyebab jatuhnya pesawat Rusia di Sinai. Mereka mengatakan, itu merupakan konspirasi untuk menjatuhkan pariwisata dan perekonomian negara.
"Warga menentang konspirasi, Mesir tak akan menyerah pada tekanan," kata surat kabar milik negara, AI-Gomhuria.
Sementara itu, seorang analis Mesir, Hebatalla Taha, mengatakan bahwa teori konspirasi sering merajalela di Timur Tengah dengan berbagai alasan. Sering kali, teori didorong masalah politik.
Taha mengatakan, retorika adalah sesuatu yang biasa bagi Mesir. Menurutnya, warga Mesir kemungkinan tak akan mengemukakan teori konspirasi sendiri, tapi mereka sangat mungkin memercayai apa yang media pemerintah beritakan. [GITA AMANDA]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar