dsfdsfdsf

Arab Saudi Pimpin Aliansi Antiteror



Iran, rival bebuyutan Saudi, tak dilibatkan.

KORAN TEMPO 16/12 Page 25 — Arab Saudi mengumumkan pembentukan aliansi militer 34 negara Islam untuk memerangi terorisme, kemarin. Menteri Pertahanan Saudi, Mohammed bin Salman, dalam konferensi pers, menyebutkan aliansi baru ini akan mengkoordinasikan upaya melawan sejumlah kelompok ekstremis di Irak, Suriah, Libia, Mesir, dan Afganistan.

"Rencana ini datang dari kewaspadaan dunia Islam dalam memerangi penyakit ekstremisme Islam yang telah merusak dunia Islam," ujar Salman yang juga menjabat putra mahkota Arab Saudi, seperti kantor berita Saudi Press Agency (SPA). Rencananya, operasi gabungan aliansi ini akan dipusatkan di ibu kota Saudi, Riyadh.

Gagasan tersebut muncul di tengah tekanan internasional terhadap Negara-negara di Teluk Arab untuk melakukan upaya lebih dalam memerangi kelompok militan Negara Islam (ISIS). Namun Salman menegaskan koalisi ini nantinya tidak hanya fokus memerangi ISIS.

Sejumlah negara dari Asia, Afrika, dan Arab tergabung dalam koalisi itu, antara lain Yordania, Pakistan, dan Bangladesh. Salman juga mengklaim 10 negara lain, termasuk Indonesia, negara berpenduduk muslim terbesar, mendukung koalisi ini.

Saat dihubungi Tempo kemarin, juru bicara Kementerian Luar Negeri  Indonesia, Arrmanatha Nasir, mengakui bahwa Arab Saudi pada Ahad lalu sempat meminta Indonesia bergabung dalam sebuah Pusat Kontraterorisme dan Ekstremisme. "Namun, hingga diumumkan kemarin, Arab Saudi belum memberikan rincian tawaran itu untuk dipelajari, sehingga Indonesia belum bisa menyatakan akan bergabung atau tidak," ujar dia melalui pesan pendek.

Sedangkan Iran, yang selama ini ikut membantu rezim Assad memerangi kelompok teror di Suriah, tidak dilibatkan dalam koalisi. Iran, negara penganut Syiah, merupakan negara pesaing utama Arab Saudi, penganut Sunni, di kawasan Timur Tengah.