22 Des 2015

Daaafish Melawan ISIS Lewat Kartun



Sebanyak 15 kartunis menyerang ISIS lewat karya-karya satire.

KORAN TEMPO, BEIRUT, -- Seorang pria lugu tampak termangu. Di sebelahnya pria lain berwajah seram menawarkan gerbang sebuah jalan berkarpet merah yang menampakkan kompleks gedung nan mewah, di sebelahnya ada bangunan masjid megah. Namun di baliknya ternyata asap hitam pertempuran dan korban tewas bersimbah darah.

Ada pesan di judulnya, yang berbunyi, "Jangan mau dibodohi gambaran dongeng negara ISIS, mereka tidak punya apa-apa kecuali kematian, kehancuran, dan pembusukan."

Kartun dengan tagar berbahasa Arab #ISIS_runtuh, semacam itu, secara rutin diunggah di laman Facebook dan akun Twitter kelompok yang menamakan diri Daaafish.

Sejatinya, Daaafish terdiri atas 15 orang. Sebagian besar dari mereka adalah seniman profesional, kartunis yang menyuarakan prates sosial atas korupsi, ketidakadilan di negara masing-masing secara satiris dan unik. Namun kini, obyek mereka lebih berbahaya, yakni milisi Islam, ISIS, dan otoritas pemerintah Irak.

Karena itu, semua bekerja secara anonim. Tidak ada yang tahu kehidupan kedua mereka. Bahkan keluarga, kerabat, dan sahabat, demi keselamatan mereka sendiri. Meskipun sebagian besar dari mereka tinggal di negara-negara Barat, jauh dari Irak.

Prihatin atas kondisi di Irak dengan berbiaknya Islamic State of Iraq and al-Sham (ISIS), sejak delapan bulan lalu mereka memutuskan berbuat sesuatu. Pilihan nama Daaafish, yang dalam bahasa Arab berarti kempis, juga terdengar seperti"Daesh", istilah bahasa Arab untuk ISIS.

"Banyak hal buruk terjadi di Irak selama 30 tahun terakhir, dan situasi akan terus seperti ini jika kita tidak berbuat sesuatu," kata salah seorang anggota Daaafish, seperti dilaporkan Middle East Eye, awal Desember lalu. Dia mengaku bernama Mohamed. Tentu saja bukan nama sebenarnya.

Sejak dibentuk, Daaafish mengunggah sekitar 10 kartun per minggu. Target utama bukan hanya ISIS, tapi juga korupsi dalam sistem politik Irak, yang menurut mereka seperti dua sisi mata uang yang sama.

Daaafish juga menerobos minimnya informasi kekejaman ISIS dengan menggambarkan penuturan para saksi. Contohnya, ada laporan polisi wanita ISIS menangkapi,. wanita yang tidak memakai sarung tangan hitam, yang wajib dikenakan di depan umum. Para pelanggar dihukum dengan digigit tangannya. Berdasarkan beberapa saksi, para polisi wanita itu mengenakan gigi palsu dari baja dengan taring tajam.

"Setelah kartun itu terbit, kami menerima e-mail dari seorang wanita yang menjalani hukuman ini di Mosul. Dia juga mengirim foto luka-luka segar di tangannya," kata Houda.

Facebook dipilih karena merupakan media sosial paling populer di Irak. Menurut data Internet World Stats, ada 11 juta akun Facebook di Irak. Bagi banyak rakyat Irak, Facebook membuat orang melupakan stres dan konten lucu adalah yang paling populer. "Kartun sangat atraktif dan membantu anak muda untuk terlibat," kata Houda.

Menurut peneliti dan pakar komik Arab, Nadim Damluji, komik dan kartun dapat .menjangkau seluruh strata sosial dan kelompok umur. "Nilai lebih komik tersebar lebih cepat dan mencapai publik lebih lugs. Sangat efektif mengkomunikasikan gagasan," kata Damluji. Beberapa kartun Daaafish dilihat lebih dari seperempat juta orang. Ada pula yang menuai ratusan komentar. Meski demikian, Daaafish tak luput dari kritik.

Ada yang menuding kelompok itu pro-Amerika, pro-Syiah, bahkan pro-ISIS. Meski sebagian besar tinggal di luar Irak, para kartunis juga comas atas keselamatan mereka. Terutama sejak aktivis HAM Irak dibunuh secara brutal di Turki. [Natalia Santi]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar