Sebanyak 15 kartunis menyerang
ISIS lewat karya-karya satire.
KORAN TEMPO, BEIRUT, -- Seorang pria lugu tampak
termangu. Di sebelahnya pria lain berwajah seram menawarkan gerbang sebuah
jalan berkarpet merah yang menampakkan kompleks gedung nan mewah, di sebelahnya
ada bangunan masjid megah. Namun di baliknya ternyata asap hitam pertempuran
dan korban tewas bersimbah darah.
Ada pesan di judulnya, yang
berbunyi, "Jangan mau dibodohi gambaran dongeng negara ISIS, mereka tidak
punya apa-apa kecuali kematian, kehancuran, dan pembusukan."
Kartun dengan tagar berbahasa
Arab #ISIS_runtuh, semacam itu, secara rutin diunggah di laman Facebook dan
akun Twitter kelompok yang menamakan diri Daaafish.
Sejatinya, Daaafish terdiri atas
15 orang. Sebagian besar dari mereka adalah seniman profesional, kartunis yang
menyuarakan prates sosial atas korupsi, ketidakadilan di negara masing-masing
secara satiris dan unik. Namun kini, obyek mereka lebih berbahaya, yakni milisi
Islam, ISIS, dan otoritas pemerintah Irak.
Karena itu, semua bekerja secara
anonim. Tidak ada yang tahu kehidupan kedua mereka. Bahkan keluarga, kerabat,
dan sahabat, demi keselamatan mereka sendiri. Meskipun sebagian besar dari
mereka tinggal di negara-negara Barat, jauh dari Irak.
Prihatin atas kondisi di Irak
dengan berbiaknya Islamic State of Iraq and al-Sham (ISIS), sejak delapan bulan
lalu mereka memutuskan berbuat sesuatu. Pilihan nama Daaafish, yang dalam
bahasa Arab berarti kempis, juga terdengar seperti"Daesh", istilah
bahasa Arab untuk ISIS.
"Banyak hal buruk terjadi di
Irak selama 30 tahun terakhir, dan situasi akan terus seperti ini jika kita
tidak berbuat sesuatu," kata salah seorang anggota Daaafish, seperti
dilaporkan Middle East Eye, awal Desember lalu. Dia mengaku bernama Mohamed. Tentu
saja bukan nama sebenarnya.
Sejak dibentuk, Daaafish
mengunggah sekitar 10 kartun per minggu. Target utama bukan hanya ISIS, tapi
juga korupsi dalam sistem politik Irak, yang menurut mereka seperti dua sisi
mata uang yang sama.
Daaafish juga menerobos minimnya
informasi kekejaman ISIS dengan menggambarkan penuturan para saksi. Contohnya,
ada laporan polisi wanita ISIS menangkapi,. wanita yang tidak memakai sarung
tangan hitam, yang wajib dikenakan di depan umum. Para pelanggar dihukum dengan
digigit tangannya. Berdasarkan beberapa saksi, para polisi wanita itu
mengenakan gigi palsu dari baja dengan taring tajam.
"Setelah kartun itu terbit,
kami menerima e-mail dari seorang wanita yang menjalani hukuman ini di Mosul. Dia
juga mengirim foto luka-luka segar di tangannya," kata Houda.
Facebook dipilih karena merupakan
media sosial paling populer di Irak. Menurut data Internet World Stats, ada 11
juta akun Facebook di Irak. Bagi banyak rakyat Irak, Facebook membuat orang melupakan
stres dan konten lucu adalah yang paling populer. "Kartun sangat atraktif
dan membantu anak muda untuk terlibat," kata Houda.
Menurut peneliti dan pakar komik
Arab, Nadim Damluji, komik dan kartun dapat .menjangkau seluruh strata sosial
dan kelompok umur. "Nilai lebih komik tersebar lebih cepat dan mencapai
publik lebih lugs. Sangat efektif mengkomunikasikan gagasan," kata
Damluji. Beberapa kartun Daaafish dilihat lebih dari seperempat juta orang. Ada
pula yang menuai ratusan komentar. Meski demikian, Daaafish tak luput dari
kritik.
Ada yang menuding kelompok itu
pro-Amerika, pro-Syiah, bahkan pro-ISIS. Meski sebagian besar tinggal di luar
Irak, para kartunis juga comas atas keselamatan mereka. Terutama sejak aktivis
HAM Irak dibunuh secara brutal di Turki. [Natalia Santi]
ConversionConversion EmoticonEmoticon