Presiden diminta tak kebablasan membuka pintu bagi penanaman modal asing
KORAN TEMPO 27/10 Page 1 - Presiden Joko Widodo membatal kan rencana kunjungannya ke Silicon Walley dan mempersingkat lawatannya di Amerika Serikat dua hari lebih cepat dari jadwal.
Pembatalan itu diumumkan setelah ia menelepon Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan. "Saya akan batalkan perjalanan ke San Francisco karena banyak keluhan di masyarakat. Saya akan balik langsung menuju Palangkaraya atau Palembang," kata Jokowi kepada Luhut, seperti dilaporkan Antara, kemarin.
Semula, Presiden dan rombongan akan berangkat ke San Francisco pada Selasa sore, setelah bertemu dengan Presiden Barack Obama, kemarin sore.
Dengan begitu, Presiden Jokowi membatalkan sejumlah agenda, di antaranya santap pagi dengan sejumlah tokoh dari Sequoia Capital, Accel, Kliener, Perkins Caufield Briers, Tiger Global, Andreessen Horowitz, dan Coatue Management. Pertemuan juga diikuti start-up Indonesia yakni Tokopedia, Go-Jek, Traveloka, Kaskus, dan Matahari Mall. Meski Jokowi kembali lebih cepat, para menteri tetap melanjutkan pertemuan di Lembah Silikon itu.
Jokowi semula juga akan bertemu dengan bos Microsoft, Facebook, Google, dan Marvell Technology Group, serta Apple.
Kedatangan Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat diyakini membawa angin segar berupa rencana kerja sama investasi dan perdagangan di dalam negeri. Tak tanggung-tanggung, sedikitnya US$ 20 miliar atau sekitar Rp 272,55 triliun bisa diraup Indonesia.
"Lebih dari US$ 20 miliar dari 19 perusahaan bermacam sektor akan dikerjasamakan," kata Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi di Washington, DC, Ahad malam.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menjelaskan, mayoritas dari perjanjian kedua negara sudah lama dibahas. "Terutama yang nonenergi, umumnya sudah cukup matang, tinggal finalisasi," tuturnya.
Selain bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Jokowi menemui pemimpin puluhan perusahaan raksasa, seperti Conoco Phillips, General Electric, dan Chevron, serta berkunjung ke kantor Kamar Dagang dan Industri Amerika Serikat untuk berdiskusi dengan para pengusaha dari AS.
Kepala Departemen Ekonomi Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri berharap Jokowi tak kehablasan membuka pintu bagi penanam modal asing. "Daftar Negatif Investasi (DNI) harus tetap dipatuhi," ucap Yose. Hal ini menanggapi isyarat Presiden yang berminat bergabung dalam kerangka KerjaSama Trans Pasifik (TPP). Sebab, syarat bergabung dalam TPP adalah menghapus DNI seperti yang dilakukan Vietnam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar