KOMPAS 3/11 Page 10, -- Pemerintah Amerika Serikat menyambut gembira dan berharap besar Indonesia akan benar bergabung dalam Kemitraan Trans-Pasifik (TPP). Keterlibatan Indonesia dalam TPP diyakini akan memberi peluang sangat besar bagi negara-negara yang terlibat di dalamnya, termasuk bagi Indonesia sendiri.
Hal itu disampaikan Duta Besar AS untuk Indonesia Robert Blake dalam pertemuan dengan sejumlah wartawan, Senin (2/11) pagi, di Jakarta.
Keinginan untuk bergabung dengan TPP terungkap dalam pembicaraan Presiden Joko Widodo dengan Presiden Barack Obama di Washington DC, Amerika Serikat, awal pekan lalu.
Blake membenarkan dalam beberapa pekan ke depan draf tentang TPP akan difinalisasi dan dibahas di parlemen AS.
"(Naskah) TPP memang belum final. Dalam beberapa pekan ke depan, naskah itu akan dipublikasikan. Sementara di dalam negeri kami masih akan memprosesnya di parlemen, begitu juga dilakukan masing-masing dari 11 negara yang telah menyatakan bergabung," ujar Blake.
Indonesia, menurut Blake, tidak terlibat sejak awal dalam proses pembahasan untuk membentuk TPP. "Indonesia memang tak dapat memaksakan syarat-syarat lagi karena standar sudah ditetapkan dan negara-negara lain sudah menetapkan standar-standar itu. Dengan demikian, akan tergantung Indonesia apakah akan melakukannya atau tidak. Kami juga tak akan memaksakan," ujarnya.
Ketika ditanya apakah hal itu akan memberikan risiko bagi Indonesia, Blake menyatakan kepada Kompas bahwa segala sesuatunya terserah kepada Indonesia untuk meyakinkan publik dalam negeri, terutama soal keuntungan yang bisa didapatkan dengan bergabung dalam TPP.
Namun, Blake mengingatkan, keterlibatan dalam TPP akan memberikan peluang luar biasa bagi negara-negara pesertanya, termasuk Indonesia jika nanti benar-benar jadi bergabung.
Blake juga mengutip pernyataan Menteri Perdagangan RI Thomas Lembong yang ikut dalam rombongan Presiden Joko Widodo ke AS. Ia menyebut TPP dapat membuka banyak peluang bagi Indonesia.
Beberapa peluang terkait dengan perdagangan dan investasi nantinya juga akan mendorong proses reformasi di Indonesia, termasuk mengurangi praktik proteksionisme. "Dalam perspektif kami, sangat penting bagi Indonesia, sebagai kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara sekaligus kekuatan utama di Asia, untuk bergabung dalam TPP. Kami menyambut baik niatan Indonesia untuk itu," lanjut Blake.
Sementara itu, seusai menggelar pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Finlandia Timo Soini, di Pejambon, Jakarta, Menlu RI Retno LP Marsudi menjelaskan pernyataan Presiden Joko Widodo saat bertemu Presiden Obama. Menurut dia, kalimat Presiden Joko Widodo harus dilihat secara utuh.
Kepada Obama, saat pertemuan, Joko Widodo menyampaikan bahwa ekonomi Indonesia adalah ekonomi yang terbuka. "Mengenai TPP, kami mengharapkan bisa segera memperoleh dokumennya untuk kemudian bisa dipelajari. Sekarang, dokumen tersebut belum ada," ujar Retno.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar