13 Nov 2015

Israel Kerja Sama dengan Al-Nusra

KAIRO, KOMPAS — Hubungan berdasarkan kepentingan ternyata lebih mendominasi daripada hubungan ideologi di Timur Tengah. Pemberitaan harian Al-Quds al-Arabi, Kamis (12/11), menyebutkan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengungkapkan adanya hubungan kerja sama Israel dan Front Al-Nusra di Suriah. Front Al-Nusra adalah sayap Tanzim Al Qaeda di Suriah dan loyalis pemimpin Al Qaeda Ayman al-Zawahiri.

Netanyahu menyebut ada kerja sama tukar-menukar informasi dan intelijen antara Israel dan Front Al-Nusra di sepanjang perbatasan Suriah-Lebanon dan Dataran Tinggi Golan. Hal ini untuk mendeteksi gerak-gerik Hezbollah dan milisi Syiah pro Iran.

Adanya hubungan kedua pihak sempat diberitakan sejumlah laman berita yang mengutip media Israel, seperti Jerusalem Post dan Times of Israel, tahun lalu.

Front Al-Nusra selama dua tahun terakhir terlibat pertempuran sengit dengan Hezbollah dan pasukan rezim Presiden Suriah Bashar al Assad di sepanjang perbatasan Suriah-Lebanon, seperti perbukitan Al-Qalamoun, Al-Zabadani, dan Al-Qusayr.

Netanyahu berdalih, hubungan Israel dan Front Al-Nusra dibangun untuk menjamin keamanan Israel, bukan untuk memperkuat Front Al-Nusra melawan rezim Assad di Damaskus. Demikian dilaporkan wartawan Kompas, Musthafa Abd Rahman, dari Kairo, Mesir.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama dikabarkan sempat menanyakan hal ini kepada Netanyahu saat mereka bertemu di Washington DC, Senin. Pasalnya, AS mengategorikan Front Al-Nusra sebagai organisasi teroris, sama seperti Negara Islam di Irak dan Suriah.

Kepada Obama, Netanyahu mengakui, hubungan Israel dan Front Al-Nusra untuk mengamankan perbatasan Israel dan Suriah. Ia pun meminta setiap negosiasi politik antara AS, Rusia, dan Iran dan hasil yang dicapai kelak harus melibatkan Israel, baik langsung maupun tak langsung. Ia juga mengingatkan AS untuk memantau ketat arus senjata dari Iran ke Suriah, baik jenis maupun jumlah senjata itu.

Garda revolusi Iran dan milisi Syiah pro Iran diberitakan turut bertempur di Suriah bersama pasukan pemerintah yang setia kepada Assad. Disebutkan sekitar 400 anggota garda revolusi Iran tewas sejak revolusi Suriah meletus tahun 2011.

Israel memilih bekerja sama dengan Front Al-Nusra untuk membendung pengaruh Iran, Hezbollah, milisi Syiah pro Iran, serta Jihad Islami Palestina di Provinsi Daraa dan Dataran Tinggi Golan. Israel melihat Front Al-Nusra sebagai kekuatan militer yang cukup punya pengaruh di Suriah selatan, khususnya di Daraa dan Dataran Tinggi Golan, yang berbatasan dengan Israel, serta di sepanjang perbatasan Suriah-Lebanon.

Pesawat tempur Israel pernah beberapa kali menggempur langsung sasaran Hezbollah dan milisi Syiah pro Iran di Dataran Tinggi Golan. Israel menetapkan Golan dan perbatasan Suriah-Jordania sebagai garis merah. Mereka tidak mengizinkan Hezbollah, milisi Syiah pro Iran, dan Jihad Islami mendekati wilayah tersebut karena dianggap mengancam keamanan Israel.

Saat Menteri Pertahanan AS Ashton Carter berkunjung ke Israel, 20 Juli lalu, seusai kesepakatan nuklir Iran dan Barat, Israel meminta AS ikut mencegah Hezbollah dan milisi Syiah pro Iran mendekat ke perbatasan Israel-Suriah di Dataran Tinggi Golan dan perbatasan Suriah-Jordania.

----
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 13 November 2015, di halaman 8 dengan judul "Israel Kerja Sama dengan Al-Nusra".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar