4 Nov 2015

Jepang Bantu RI Bangun Ketahanan terhadap Bencana


MEDIA INDONESIA 4/11 Page 11, --
BENCANA asap dan bencana alam lain yang kerap terjadi di Indonesia belakangan memberikan pelajaran bahwa Indonesia perlu membangun dan meningkatkan ketahanan nasional dalam menghadapi bencana.

Untuk mendukung itu, pemerintah Jepang siap membantu Indonesia mewujudkan ketahanan nasional dalam menghadapi bencana.

Konsuler pada Kedubes Jepang Takuro Tasaka mengatakan, terkait dengan itu, pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) bekerja sama dengan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) serta Organisasi Kerja sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) akan menggelar simposium Building National Resilience di Jakarta pada 24 November mendatang.

Menurut Tasaka, untuk membangun sistem ketahanan terhadap bencana, dibutuhkan sejumlah faktor seperti teknologi, investasi pencegahan yang kuat, termasuk inisiatif politik.

"Di atas semua itu juga perlu membangun hubungan kerra sama di berbagai bidang yang memainkan faktor kunci," jelas dia.

Apalagi sebagai dasar dari hubungan kerja sama dalam mengatasi dan memitigasi bencana, kata Tasaka, Jepang dan Indonesia sudah lama menjalin kerja sama.

Salah satunya kerja sama yang telah dilakukan kedua negara tersebut ialah sistem sabo dam untuk memitigasi bencana letusan Gunung Merapi di Yogyakarta dan sekitarnya.

Sabo dam merupakan sistem bendungan yang dirancang untuk menahan sedimen bawaan letusan gunung berapi. Teknologi itu memisahkan air dari pasir sehingga membuat lahar panas dan dingin dapat tertampung dan keselamatan masyarakat di wilayah hilir terlindungi.

Kepala Balai Sabo di Yogyakarta Dwi Kristiyanto mengatakan sabo dam telah dirintis sejak 1970-an. Hasil kerja sama Indonesia-Jepang tersebut diakuinya telah banyak bermanfaat untuk melindungi masyarakat dari letusan Merapi.

Chandra Hasan, pejabat lain dari Balai Sabo, menambahkan, selama ini ada 252 sabo dam yang dibangun dengan mengadopsi teknologi Jepang. Biaya pembuatan sabo dam berkisar 50 juta yen. (Har/H-2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar